Dulu, aku memang menggunakan website pribadi ini seperti diary online. Maka, kini aku akan kembali percaya diri untuk menggunakan laman ku kembali sesuai fungsinya. Kali ini, aku mau cerita tentang perjalanan mendapatkan master segala ilmu, eh becanda deng, master sains, dari bidang biologi murni. Hehe.
Kalau ada yang baca tulisanku tentang
kelulusan ku di strata satu itu akan terasa bagaimana sedihnya kondisiku di kala itu. Aku harus menghadapi periode pertama sidang dan wisuda online saat itu. Bahkan aku berencana untuk tidak mendaftar wisuda. Hahaha. Karena didesak dekan saja akhirnya aku mendaftar di periode berikutnya. Tanpa gairah, tanpa merasa bahwa aku benar-benar sudah menyandang gelar sarjana sains. Eh, setahun kemudian malah lanjut sekolah, hahaha.
Motivasinya sih tentu dari Ibunda ya. Karena ingin melihat anaknnya wisuda secara langsung. Okeee madaam. Dan saat itu kakakku juga berencana akan lanjut sekolah juga. Waktu itu posisinya aku masih bekerja bolak-balik hutan dan kantor Medan. Lebih banyak di hutannya bahkan karena saat itu masa covid, jadi sebaiknya tidak terlalu sering perjalanan bolak-balik. Saat sedang dapat libur di Medan sekitar 2 hari, aku melihat tabunganku cukup untuk modal awal dan berniat untuk mencari beasiswa, setelah sholat dzuhur, aku mendaftar S2.
Akhir 2021 aku memulai petualangan magisterku dengan kelas daring sepanjang minggu. Karena bukan kelas karyawan atau pekerja, ya jadwal kuliahnya seperti biasa, jam 8 pagi sampai 4 sore, bergantian setiap harinya. Jadi aku seringkali mencocokkan waktu agar tidak bertabrakan saat sedang perjalanan ke lapangan ataupun saat sedang mendampingi program di hutan. Meski banyak skeali merasa tak enak hati dengan atasan, karena sudah mengantongi surat izin belajar dari direktur, itulah yang membuatku bertahan saat itu tetap percaya diri kuliah dan melanjutkan ke tahun berikutnya.
Namun ternyata, pada tahun 2022 pertengahan, semua sudah tidak tertahankan lagi. Mengatur jadwal semakin rumit ditambah protokol kebiasaan baru semakin longgar dan aku lebih banyak diwajibkan untuk hadir tatap muka di kampus. Suasana saat itu mendukung, akupun keluar dari tempat kerjaan yang telah mengenalkanku ke dunia konservasi. Anyway, S1 ku dulu setengah uang kuliahnya dari program beasiswa tempat kantorku kerja ini. Untuk S2 ini aku juga setengahnya terbantu oleh program BRIN.
Akhirnya aku keluar dan menerima beberapa pekerjaan freelance. Maka, kata-kata penuh syukur akan aku mulai dari sini. Oh iya, maksud dari postingan kali ini adalah untuk mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang mendukungku selama petualangan ini namun diluar dari ucapan terimakasih yang sudah aku tuliskan didalam thesis ya. Enggak semua bisa masuk dalam kolom terimakasih di tugas akhir. Kata dosenku, itu hanya orang-orang yang bersentuhan langsung pada tugas akhir itu. Okay~
|
Foto habis sidang, aku gak bisa gak mewek kalau soal begini hahaha.
|
Pertama, aku berterimakasih banyak banget sama seniorku, Kak Rachmi, seorang taxonom herpet dan fungi, Biologi 2009. Jika kamu bertanya bagaimana kami bisa bertemu padahal angkatannya begitu jauh, itu karena Blogger Medan. Luar biasa. Aku berkali-kali rasanya mengucapkan terimakasih sama Kak Rachmi yang menjadi perantara pembuka jalan saat aku buntu setelah resign.
Lalu, sama Gilang, kepala camp janto sekarang, Biologi 2016, adik asuh aku di biologi. Dia ngajarin aku dasar-dasar GIS dan ngeinstalin semuanya. Kalau bukan dari perantaranya, mungkin aku tetap bisa entah dari siapa, tapi yang tanpa pamrih langsung ngeluangin waktunya untuk aku saat itu. Aku bela-belain cari spek laptop dengan slot yang sama persis dengan laptopku sebelumnya supaya apa yang udah di set sama Gilang ga hilang. Hahaha. Jadi sampai sekarang kalau lagi mapping ya masih ada signature nya dia. Hahaha. Nah untuk level expertnya dunia per GIS an ini aku di ajarin lagi sama bang Radinal. Tapi ga usah kuceritain disini, Bang Radinal dan Tim udah ada di ucapan terimakasih! Tim kantor lama dan tim lapangan juga udah kuucapin di thesis ya~
Sama Nurbaity, teman sejak masa liqo'an di UKMI FMIPA. Kami itu dipersaudarakan sama mentor kami dan Masya Allah disaat struggle dan nangis-nangisnya, aku cerita banyak hal sama dia. Seperti adu nasib rasanya. Cuma saat itu, berbagi cerita jauuuh meringankan pundak dan dada. Kalau ketemu dia aku selalu bilang mau update kehidupan dulu. Mungkin rasanya kebetulan ya karena memang Doi masih di Medan jadi bisa ketemu. Tapi kalau dia nolak ketemu juga sebenarnya gak apa-apa kan, toh malah aku ketemu jadi ngasih beban cerita. Hiks-hiks-hiks, makasih ya Nurdiin! Btw kemarin aku ga jadi datang ke sidangnya karena qadarullah lagi diare jadi ga bisa nunggu selesai sidang nya yangbaru kelar jam 5 sore lewat heyyy!
Untuk adik-adik di ruangan bu Kaniwa. Meski jadinya aku yang banyak bantu kalian, tapi secara mental aku juga terbantu. Keberadaan adik-adik angkatan 19, 20 ,21 itu kayak ngebuat oh iya aku ga sebuntu itu ternyata, diskusi bareng mereka ngebuat ingetan aku kembali ke dasar lagi dan malah menemukan jalan-jalan lain untuk menyelesaikan penelitian.
|
Sepupu-sepupu tersayang datang. Dan lihaat siapa yang datang, calon warga negara finladia juga kebetulan bisa hadir, haha! Btw aku sidangnya jam 8 pagi, di hari Senin. Jadi banyak yang ngeluh ga bisa datang karena kerja. Huhu, sorry! |
Lulu, aduh meski baru intens ketemu dan kenal ni anak 2023, tapi kayak udah oke aja kita jalan baeng kemana aja gas. she belive on me cause i look smart. Jeleknya nih, ampe kalo aku bawa masuk jurang juga dia oke-oke aja. Salah satu support system di luar keluarga sih ini. Aku banyak ngerjain hasil tugas akhir di luar ya sama ni anak. Karena tugas akhirku itu gaada yang sama topiknya dengan teman-teman yang lain. dan gaada yang modelan betah nongkrong depan laptop kalau gada kerjaan. Kalau aku kerja dari rumah bawaannya mau tidur aja dan kadang kedistract juga sama urusan rumah. Dan emang gak cuma si Lulu yang jadi mental supportku, ini ampe kedua orangtuanya juga semangat banget nungguin aku lulus. Huhu!
Bang Febri, aku bersyukur ketika dia nawarin untuk fotoin aku wisuda. Dan tentu aja sebagai anak bontot dan perempuan pula, aku paling ga bisa dijanjiin begitu. Maka ketika aku wisuda, aku tagih janjinya! Makasih ya kita masih temenan dan saling memanfaatkan hahaha. Btw aku ngerasa cocok sama anglenya ngambil fotoku. Padahal biasanya dia moto orangutan :')
Sebenarnya banyak banget aku ketemu orang baru dan membawa hal-hal positif selama magister era ini. Kayak tim Voice of Forest, OrangutanFriends nya COP dan banyak orang baru lainnya yang membawa kebaikan. Masya Allah, Allah sungguh memberi kebaikan dalam perjalanan ini.
|
Momen ngambil data di Lapangan. Ngambil data 6 bulan, ngolah datanya juga 6 bulan. Rancak bana. |
Dan akhirnya momen wisuda, setelah hari sebelumnya aku jadi volunteer kegiatan Asian Primate Symposium ke 9 di USU juga. Lucunya, wisuda ini di bagi menjadi 2 kali. Satu prosesi wisudanya, kedua prosesi seremonial bawa orangtua. Duh ribet. Bahkan diantara keduanya ada selang satu hari. Dan orang pertama yang merayakan wisudaku justru orang jauh, dari Padan Tiji, Aceh. Sebelum hadiah-hadiah wisuda nyampe samaku, Bang Lettu ngajak makan sebagai hadiah Wisuda. Tapi aku males masukin fotonya. Nanti kalau aku inget lagi aku
update lagi disini (biasanya sih jarang bakal di
update). Bareng Yadia si anak Sigli, kami makan bareng di hari antara kedua hari momen wisudaku. Jadi cukup memorable ya.
Di hari seremonial, semua pada kaget ngeliat aku yang pakai makeup full. Sampai ada yang ngira itu makeup lamaran. Aku nya juga kaget. Kayak, for reaal ini akuh?
Btw, fun fact yang ngebuat aku butuh waktu nyaris 3 bulan nulis ini adalah; aku nyiapin baju wisuda tapi tidak dengan jilbabnya. Jadi semua foto berikut sebenarnya jilbabnya udah aku edit. Aslinya jibabnya pendek banget, ga nutup dada, huhuhu. Tapi ya akhirnya berkat tangan mungil nan terampil aku, selesai juga foto-foto layak tayang disini.
Sudah ini aja, dibawah aku tutup sekali lagi dengan ucapan terimakasih untuk keluargaku. Meskipun sudah menjadi nama pertama di halaman ucapan terimakasih, tetap tidak bisa habis hanya dalam satu dua kalimat ya. Untuk orangtua terutama, sepertinya hari-hari selalu penuh syukur kepada Allah selama keduanya masih ada.
|
Terakhir foto keluarga pas aku SMP, hehe.
|
|
Makasih ya Mamak, udah melahirkan, mengasuh, merawat, membesarkan dan mendidik Iyah... iyah percaya semunya lewat ridho Mamak, makanya Allah meridhoi semua langkah ini ya... |
|
Kalau bisa membagi gelar, maka Ayah paling layak mendapatkan setengah dari titel yang Iyah dapat. Mulai dari sarjana sampai magister ini, Ayah melengkapi semua kebutuhan tugas-tugas kuliah Iyah, mengantarkan Iyah kemanapun. Mempercayai anak perempuannya, bungsu pula, untuk melangkah kedalam hal-hal yang Ayah pasti gak pernah bayangkan. Makasih ya Ayah.
|
|
Mamak benar, sudah mamak antarkan kedua putri mamak minimal selevel dengan pendidikan ibunya. Makasih untuk doa-doanya, pengertiannya, dan seluruh kebaikan yang Allah beri kepada kami berdua melalui Mamak. Sebagaimana Nenek menjadikan Mamak seperti hari ini melalui pendidikan, begitu pula kami akan membawa warisan terbaik untuk masa berikutnya melalui pendidikan juga.
|
|
M.Si dan MM. Paginya baru landing dari Jakarta. Makasih ya sudah berusaha keras menjadi kakak yang ideal. Makasih ya sudah berusaha mencari celah untuk memahami adiknya dengan sudut pandang 180'. Makasih ya Allah karena dia Kakakku. |
Baju: IG @kavio_label
Makeup by: IG @makeupartist.fanny
Photographer: IG @feblylonaldo
Udah segitu aja update kehidupan kali ini, ciao!
0 Comments
Posting Komentar
Your word can change the world! you can be left a comment on my post :)