Ketika sedang mencari tokoh-tokoh Cheaper by the Dozen (2002), aku menemukan hal menarik yaitu fakta bahwa film ini berdasarkan novel dengan judul yang sama. Menggali lebih dalam dari novel ini, ini ternyata berdasaran kisah nyata!. keluarga Gilberth dengan selusin anaknya benar-benar ada!
Cover Novel Cheaper by the Dozen 1946 |
Maka, aku pun menonton film original Cheaper by the Dozen (1950) yang diadopsi langsung dari novel karya Frank Bill Gilbreth, Jr. dan Ernestine Gilbreth Carey pada tahun 1946. Film ini mengisahkan sang ayah Frank Gilberth yang berprofesi sebagai ahli menejemen waktu pabrik dan istrinya, Lilian Miller Gilberth adalah magister Psikologi. Frank Gilberth begitu mendalami profesinya sampai menerapkan untuk seluruh aspek kehidupan termasuk keluarganya. Anak-anak mereka yang terdiri dari 6 orang perempuan dan 6 orang laki-laki sangat patuh kepada kedua orangtua mereka.
Cover Film Cheaper by the Dozen 1950 |
Mengenalkan sistem Demokrasi
Setelah mereka pindah ke Rhode Island dengan rumah yang lebih besar, Frank dan Lilian mengadakan rapat terbuka kepada seluruh anggota keluarga dimana rumah mereka saat itu terlalu besar untuk dibantu oleh dua orang pembantu sehingga diminta kesukarelaan anak-anak untuk turut membantu. Frank mengenalkan sistem demokrasi kepada anak-anaknya dengan cara berdiskusi seperti ini.
Pendidikan dan Kesehatan
Frank sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya meskipun ia sendiri bukan lulusan sarjana. Hal ini ditunjukkan pada beberapa scene di film ini saat ia mendampingi langsung anak-anaknya ke sekolah yang baru. Dia juga meminta guru-guru terbaik dipanggil untuk saling berbagi apakah sistem pendidikan yang ia terapkan pada anak-ananya sehingga mampu berfikir diatas rata-rata murid pada zaman itu. Mungkin kalau saat ini ada orangtua seperti Frank, akan terlihat menyebalkan bagi sebagian guru. Hehe.
Ketika anak-anak mereka terkena radang tenggorokan dan disarankan untuk operasi amandel, Frank berinisiatif agar operasi itu dilakukan di rumah mereka juga memanggil tukang kamera untuk mendokumentasikan proses itu. Keren sekali ddengan latar tahun 1920-an Frank sudah befikir untuk membuat video itu agar menjadi pembelajaran bagi orang lain di kemudian hari.
Kolot, Ketinggalan Jaman dan Overprotektif
Terkadang, anak-anak Frank dan Lilian merasa bahwa Ayah mereka terkadang terlalu kolot pemikirannya untuk perkembangan anak remaja. Seperti perkembangan fashion di Amerika setelah Perang Dunia II yang begitu melesat dengan potongan rambut bob juga baju-baju sedikit terbuka serta makeup, semua itu dianggap Frank sebagai hal tabu dan hal-hal yang dilakukan oleh anak-anak tidak benar.
Hal ini menimbulkan sedikit pemberontakan pada anak-anak mereka. Anne, anak pertama, merasa kesal tidak diperhatikan oleh cowok incarannya karena pakaiannya yang jadul dan tidak ikut tren. Ia nekar memotong rambutnya dan memakai sepatu hak tinggi. Tentu saja Frank memarahinya, lalu menerima dan meahami bahwa putrinya sudah beranjak dewasa.
Meskipun begitu, ia tak serta merta melepas Anne. Pada Prom Night di sekolah Anne, Frank bersikeras untuk menemaninya walaupun Anne di jemput oleh Bob sang Cheerleader sekolah. Ini adegan yang cukup lucu sih. Karena berasa relate. hahahaha.
Duka Lalu Melanjutkan Hidup
Saat akan menyampaikan pidato terkait gagasannya mengenai efesiensi waktu pekerja di sebuah acara besar, Fran terkena serangan jantung dan meninggal. Lilian dengan tegar mengambil alih untuk menyampaikan gagasan Frank diacara tersebut. Sementara anak-anak mereka dengan sigap mengurus rumah.
Film pun ditutup dengan wisudanya anak terakhir Frank dan Lilian yang dihadiri oleh seluruh anggota keluarga.
Kisah Asli
Frank Bunker Gilberth dan Lilian Miller Gilberth dikenal sebagai tokoh evolusi dalam perkembangan manajemen yang masih dipakai teorinya hingga saat ini. Sepeninggal Frank, Lilian mengembangkan gagasan suaminya itu dengan keilmuannya dari sisi psikologi salah satunya yang terkenal adalah 'Right man in right place'. Selanjutnya, Lilian yang juga lebih dari 17 tahun berdedikasi penuh sebagai ibu rumah tangga, lalu harus menjadi ibu yang bekerja, ia pun membuat desain dapur yang efisien dan diterapkan dalam desain rumah modern. Berbagai gagasan mengenai efektifitas waktu dalam berbagai pekerjaan dengan tujuan untuk membantu ibu bekerja lainnya menemukan lebih banyak waktu untuk bersantai dan kreativitas. Dia menyebut saat-saat itu 'Happines minutes.'
Relate sekali dengan 'me time' nya ibu-ibu sekarang, bukan?
Buku berjudul The Psychology of Management yang ditulis oleh Frank dan Lilian, berkembang menjadi keilmuan yang sangat bermanfaat diberbagai bidang. Selanjutnya, Lilian meneruskan dengan penelitan bagaimana seni dalam menjalani hidup yang menjadikannya perintis dalam ilmu ergonomik
Ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
Lilian pun mendapatkan pengharagaan 'Women of the Year' (berdasarkan film), National Academy of Engineering (1965) dan Hoover Medal (1966). Lilian dikenal sebagai salah satu ibu yang sukses dalam keseimbangan dunia kerja dan kehidupannya di rumah.
Hasil didikan Frank yang sevisi-misi dengan istrinya itu sukses. Terlihat dari selusin anak mereka menjadi sarjana, sebagaian mencapai magister juga doktoral. Keren sekali!
Sekian ulasan aku kali ini, semoga bermanfaat! Salam sehat~
Mana tau ada yang kepo soal pasangan ini,
Sumber Referensi:
0 Comments
Posting Komentar
Your word can change the world! you can be left a comment on my post :)