Kenapa aku tidak menuliskan 'wanita' sebagai padanan kata pada judul di atas? karena jaman sekarang tak ada lagi istilah kalau godaan para terbesar laki-laki adalah tiga hal yang sering kita dengar, harta tahta dan wanita. Karena bisa saja sekarang lelaki pun tergoda dengan pria. Naudzubillah min dzalik.
Sejak jaman baheula orang-orang terus memperebutkan 3 hal ini sebagai godaan terbesar. Harta bisa membeli kekuasaan (tahta) dan Manusia. Sementara kekuasaan juga bisa mengatur rekayasa dan perputaran harta dan pergaulan manusia. Nah Manusia ini lah yang selalu berusaha mendapatkan kedua hal itu, Harta dan Tahta di dunia.
Sepertinya orangtuaku tak pernah memberi ajaran bahwa aku dan kakakku harus mengejar tahta dan harta. Ibu ku selalu minta agar kami bahagia. Nah, defenisi bahagia ini juga luas. Bisa jadi orang yang telah memiliki segalanya tetap tidak merasa bahagia. Kenapa? tak perlu membahas dari mana dia mendapatkan harta dan tahtanya itu, tapi ya karena pikirannya saja yang tak merasa bahagia. atau ada orang yang terlihat taat beragama lalu tiba-tiba mencari palrian kepada maksiat karen amerasa terkukung dengan agamanya. See kebahgiaan itu di buat oleh pikirna kita sneidir.
Hal ini kembali berkecamuk dalam pikiranku. mungkin memang ada orang yang bahagia setelah mendapatkan banyak harta atau merasa bahagia setelah menduduki tahta. kebanggan pada diri sendiri atas pencapaian-pencapaian hidupny aitulah kebahgiaan miliknya.
Lantas sebagai manusia memangkah kita harus seserakah itu untuk konteks-kokteks kebahgian yang individual?
Ah, aku semakin tak habis pikir. Entahlah memang aku yang sejak kecil sudah terdoktrin agama dengan kuat sehingga yang ada dalam pikiranku sederhana, hidup harus mengikuti tuntunan dari Qur'an dan Hadist untuk mendapatkan pencapain tertinggi yaitu Ridho Allah.
Sehingga aku tidak layas akan harta dan tahta nantinya apalgi pengakuan oleh manusia. Jangan sampai hidupku, apa yang kudapat akan menjadi kesengsaraan bagi oranglain atau aku hidup dengan memijak orang lain. Jangan sampai.
Bagaimana dengan kalian? apakah harta tahta dan manusia menjadi salah satu sumber kebahgiaan teman-teman?
Hal ini kembali berkecamuk dalam pikiranku. mungkin memang ada orang yang bahagia setelah mendapatkan banyak harta atau merasa bahagia setelah menduduki tahta. kebanggan pada diri sendiri atas pencapaian-pencapaian hidupny aitulah kebahgiaan miliknya.
Lantas sebagai manusia memangkah kita harus seserakah itu untuk konteks-kokteks kebahgian yang individual?
Ah, aku semakin tak habis pikir. Entahlah memang aku yang sejak kecil sudah terdoktrin agama dengan kuat sehingga yang ada dalam pikiranku sederhana, hidup harus mengikuti tuntunan dari Qur'an dan Hadist untuk mendapatkan pencapain tertinggi yaitu Ridho Allah.
Sehingga aku tidak layas akan harta dan tahta nantinya apalgi pengakuan oleh manusia. Jangan sampai hidupku, apa yang kudapat akan menjadi kesengsaraan bagi oranglain atau aku hidup dengan memijak orang lain. Jangan sampai.
Bagaimana dengan kalian? apakah harta tahta dan manusia menjadi salah satu sumber kebahgiaan teman-teman?
2 Comments
Kupernah nulis soal kerjaan dan nyinggung soal harta dan gaji yang didapat menurutku sih yang mau sikit atau banyak yang penting berkah.
BalasHapusKarena kalo kita kejar kali harta tahta itu kalo ga berkah sekejap bisa musnahnya itu~
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagia pun di akhirat.” (QS. Asy-Syura: 20)
BalasHapusPosting Komentar
Your word can change the world! you can be left a comment on my post :)