MOS Penting atau Tidak? - MOS alias masa orientasi siswa yang sudah ganti nama menjadi MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik) namun tetap saja kegiatan yang dilakukan sama. Mengerjai para siswa baru. Perkenalan yang dilakukan adalah dengan memberikan kesan membodoh-bodohi para siswa baru. Banyak hal yang diperintah dengan dalih untuk melatih mental dan kecerdasan logika para siswa baru. Kali ini iyah akan membahas penting atau tidak MOS dilakukan.
MOS Penting
Masa Orientasi Siswa adalah waktu yang diberikan kepada para siswa baru untuk mengenal lingkungan pendidikannya yang baru. Tentu hal ini sangat penting mengingat jumlah siswa baru yang sangat ramai sehingga tidak mungkin melayani pertanyaan-pertanyaan siswa baru mengenai sekolah mereka. Semua penjelasan itu di rangkum didalam MOS. Dan wewenang ini diberikan kepada para kakak kelas atau senior kelas 11 dan 12 untuk melatih tanggung jawab mereka. Guru-guru hanya membimbing dan mengisi acara yang telah disusun oleh anggota OSIS.
Sehingga MOS ini seharusnya berisi acara-acara yang edukatif, meningkatkan semangat siswa baru dan memotivasi agar mereka berprestasi dalam dunia pendidikan yang sedang mereka geluti.
MOS Tidak Penting
Pada kenyataannya di indonesia, MOS ini selalu menjadi momok yang menyusahkan dan tidak membantu para siswa baru dalam mengenal sekolah mereka. Seperti pernyataan pembawa acara TVOne tanggal 28 Juli 2015 pagi tadi bahwa saat ini bukannya mengenalkan lingkungan sekolah namun malah mengenalkan mana senior jahat dan kejam yang harus dijauhi saat sekolah berlangsung nanti.
Beberapa sekolah swasta di Indonesia memang tidak menerapkan hal ini. MOS yang mereka lakukan benar-benar mengenalkan para siswa barunya untuk menjadi kaum esklusif yang berpendidikan serta menyadarkan siswa baru bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi mereka juga harus mendewasakan mental dan perilaku mereka.
Masalah utama adalah sekolah negeri yang jumlahnya puluhan sampai ratusan pada setiap daerah. Umur sekolah yang sudah tua, dan telah meluluskan sekian angkatan menjadikan dendam yang berakar dan sangat sulit dihapuskan pada MOS ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa latar belakang yang menjadikan MOS ini begitu bobrok pelaksanaannya adalah dendam antar siswa yang turun menurun. Mungkin panitia pelaksana dari OSIS tahun ini tidak ingin mengulangi kejadian yang lalu dan mengubah sistem MOS mereka, namun para senior yang sudah tamat banyak yang datang dan kembali melakukan perploncoan kepada para siswa baru. Sementara panitia MOS kurang bisa menangani ulah senior mereka sejalan dengan pengawasan guru yang sangat kurang.
Bila Tidak Ikut MOS
Banyak orangtua yang sudah menyadari bahwa MOS tidaklah begitu berpengaruh pada pengenalan anak terhadap sekolah karena acara yang diadakan tidak mendidik. Namun janji-janji manis para panitia MOS yang ingin dianggap sukses dalam melaksanakan MOS terkadang meluluhkan benteng pertahanan para siswa baru yang penasaran dengan MOS. Saat persiapan MOS, panitia akan mengatakan tidak ada perploncoan dan semacamnya. Namun saat hari H, senior yang sudah tamat datang dan melaksanakan perploncoan.
Ancaman berikutnya lebih mengerikan, bukannya dijanjikan tidak ada penyiksaan, namun diancam kalau tidak ikut MOS akan dijauhi, dianggap bukan bagian dari sekola dan tidak dikenal senior. Ancaman sepertiinilah yang ditakuti siswa.
Jadi, apakah MOS ini penting atau tidak tergantung kita menyikapinya. Kerjasama yang baik antara guru dan orangtua akan sangat membantu perbaikan pelaksanaan MOS yang sesungguhnya. Sehingga MOS tidak hanya sebagai ajang pembodohan.
Bagaimana dengan Iyah?
MOS SMA Negeri 21 Medan
Iyah sendiri pertama kali mengalami MOS SMP disekolah swasta. Saat itu MOSnya memang mengenalkan bagian-bagian sekolah. Sedikit dikerjai oleh kakak kelas seperti meminta tanda tangan para pegawai dan cleaning service di sekolah lalu juga menebak clue yang diberikan tentang ciri-ciri guru disekolah. MOS seperti ini mengasikkan layaknya bermain games apalagi untuk ukuran anak yang baru tamat SD.
Sementara di SMA, iyah merasa dilecehkan. Saat itu tidak ada perbedaan yang memakai Jilbab dan tidak. Sehingga peraturan untuk mengepang rambut menjadi 21 buah bagi anak perempuan wajib dilaksanakan. Bagi yang berjilbab harus tetap mengepang didalam jilbabnya. Ketika dilakukan pemeriksaan kelengkapan MOS, yang memeriksa rambut adalah laki-laki. Dan saat itu iyah diminta untuk menunjukkan apakah rambut iyah sudah dikepang atau belum. Sebenarnya sudah, tapi yang memeriksa laki-laki kan itu sama saja iyah dengan yang tidak memakai jilbab. Iyah nangis, kakak kelas laki-laki itu bingung namun tetap membujuk agar sebentar saja menujukkan untuk mengecek kepangan itu. Siswa baru yang lain tak ada yang berani membantu menjelaskan. Sampai lewat seorang kaka kelas yang berjilbab dan bukannya menjelaskan tapi hanya bilang bahwa iyah tidak usah diperiksa. Dan iyah dikenal sebagai anak yang cengeng saat pertama masuk SMA dulu.
Begitulah, kalau menurut iyah MOS itu tidak penting. MOS di Indonesia tepatnya. Terimakasih telah membaca tulisan MOS Penting atau Tidak?
Ilustrasi iyah tentang MOS di majalah khusu SMA kota Medan tahun 2011 |
Masa Orientasi Siswa adalah waktu yang diberikan kepada para siswa baru untuk mengenal lingkungan pendidikannya yang baru. Tentu hal ini sangat penting mengingat jumlah siswa baru yang sangat ramai sehingga tidak mungkin melayani pertanyaan-pertanyaan siswa baru mengenai sekolah mereka. Semua penjelasan itu di rangkum didalam MOS. Dan wewenang ini diberikan kepada para kakak kelas atau senior kelas 11 dan 12 untuk melatih tanggung jawab mereka. Guru-guru hanya membimbing dan mengisi acara yang telah disusun oleh anggota OSIS.
Sehingga MOS ini seharusnya berisi acara-acara yang edukatif, meningkatkan semangat siswa baru dan memotivasi agar mereka berprestasi dalam dunia pendidikan yang sedang mereka geluti.
berikan pengenalan yang memotivasi |
MOS Tidak Penting
Pada kenyataannya di indonesia, MOS ini selalu menjadi momok yang menyusahkan dan tidak membantu para siswa baru dalam mengenal sekolah mereka. Seperti pernyataan pembawa acara TVOne tanggal 28 Juli 2015 pagi tadi bahwa saat ini bukannya mengenalkan lingkungan sekolah namun malah mengenalkan mana senior jahat dan kejam yang harus dijauhi saat sekolah berlangsung nanti.
Beberapa sekolah swasta di Indonesia memang tidak menerapkan hal ini. MOS yang mereka lakukan benar-benar mengenalkan para siswa barunya untuk menjadi kaum esklusif yang berpendidikan serta menyadarkan siswa baru bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi mereka juga harus mendewasakan mental dan perilaku mereka.
Masalah utama adalah sekolah negeri yang jumlahnya puluhan sampai ratusan pada setiap daerah. Umur sekolah yang sudah tua, dan telah meluluskan sekian angkatan menjadikan dendam yang berakar dan sangat sulit dihapuskan pada MOS ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa latar belakang yang menjadikan MOS ini begitu bobrok pelaksanaannya adalah dendam antar siswa yang turun menurun. Mungkin panitia pelaksana dari OSIS tahun ini tidak ingin mengulangi kejadian yang lalu dan mengubah sistem MOS mereka, namun para senior yang sudah tamat banyak yang datang dan kembali melakukan perploncoan kepada para siswa baru. Sementara panitia MOS kurang bisa menangani ulah senior mereka sejalan dengan pengawasan guru yang sangat kurang.
banyaknya kertas yang terbuang percuma dan menjadi sampah akhirnya. |
Banyak orangtua yang sudah menyadari bahwa MOS tidaklah begitu berpengaruh pada pengenalan anak terhadap sekolah karena acara yang diadakan tidak mendidik. Namun janji-janji manis para panitia MOS yang ingin dianggap sukses dalam melaksanakan MOS terkadang meluluhkan benteng pertahanan para siswa baru yang penasaran dengan MOS. Saat persiapan MOS, panitia akan mengatakan tidak ada perploncoan dan semacamnya. Namun saat hari H, senior yang sudah tamat datang dan melaksanakan perploncoan.
Ancaman berikutnya lebih mengerikan, bukannya dijanjikan tidak ada penyiksaan, namun diancam kalau tidak ikut MOS akan dijauhi, dianggap bukan bagian dari sekola dan tidak dikenal senior. Ancaman sepertiinilah yang ditakuti siswa.
Hal seperti ini tidak memiliki nilai-nilai pendidikan |
Jadi, apakah MOS ini penting atau tidak tergantung kita menyikapinya. Kerjasama yang baik antara guru dan orangtua akan sangat membantu perbaikan pelaksanaan MOS yang sesungguhnya. Sehingga MOS tidak hanya sebagai ajang pembodohan.
Bagaimana dengan Iyah?
MOS SMA Negeri 21 Medan
Iyah sendiri pertama kali mengalami MOS SMP disekolah swasta. Saat itu MOSnya memang mengenalkan bagian-bagian sekolah. Sedikit dikerjai oleh kakak kelas seperti meminta tanda tangan para pegawai dan cleaning service di sekolah lalu juga menebak clue yang diberikan tentang ciri-ciri guru disekolah. MOS seperti ini mengasikkan layaknya bermain games apalagi untuk ukuran anak yang baru tamat SD.
Sementara di SMA, iyah merasa dilecehkan. Saat itu tidak ada perbedaan yang memakai Jilbab dan tidak. Sehingga peraturan untuk mengepang rambut menjadi 21 buah bagi anak perempuan wajib dilaksanakan. Bagi yang berjilbab harus tetap mengepang didalam jilbabnya. Ketika dilakukan pemeriksaan kelengkapan MOS, yang memeriksa rambut adalah laki-laki. Dan saat itu iyah diminta untuk menunjukkan apakah rambut iyah sudah dikepang atau belum. Sebenarnya sudah, tapi yang memeriksa laki-laki kan itu sama saja iyah dengan yang tidak memakai jilbab. Iyah nangis, kakak kelas laki-laki itu bingung namun tetap membujuk agar sebentar saja menujukkan untuk mengecek kepangan itu. Siswa baru yang lain tak ada yang berani membantu menjelaskan. Sampai lewat seorang kaka kelas yang berjilbab dan bukannya menjelaskan tapi hanya bilang bahwa iyah tidak usah diperiksa. Dan iyah dikenal sebagai anak yang cengeng saat pertama masuk SMA dulu.
Begitulah, kalau menurut iyah MOS itu tidak penting. MOS di Indonesia tepatnya. Terimakasih telah membaca tulisan MOS Penting atau Tidak?
8 Comments
Wahhh....dri dulu mpe sekrang.. tetap gampang nangis ya.. hahha *gagalfokus
BalasHapusMOS tetap menjadi pro kontra .. ada yag beneran mendidik...ada juga hanya mwnjadi ajang seru"an bagi para senior..
iyah sendiri pas jadi senior juga ngerasa kalo siswa baru itu asik banget buat dipermainkan dan seru-seruan.... ngerasa berdosa sama adek-adek dulu...
HapusLebih suka ga usah ada MOS segala karena kebanyakan ujung2nya cuma untuk ajang nge-bully, memperbodoh n sejenisnya. Di luar negri kok gak begitu yah? Malah orientasinya bener2 untuk memperkenalkan kegiatan2 sekolah/kampus.
BalasHapusiya kak, entah dari mana budaya mos seperti ini berkembang di Indonesia.... sebenarnya di malaysia dan singapura ada juga yang mosnya ngebully siswa baru namun tidak terlalu dipublish sih...
Hapusmos sebenarnya penting jika tujuannya mendidik,tapi sekarang mos di indo,ehm suka sedih *ada tisu
BalasHapusGak penting ihh. Mending dijadikan ajang perkenalan sekolah dan teman-teman. Atau dibikin games untuk seru seruan.
BalasHapusKalau osisnya baik dan kreatif, mungkin tidak akan ada ajang balas dendam seperti membuat junior tampak seperti orang-orang bodoh. Contohnya saja di sekolahku. Tahunku dulu gak ada tuh pra-mosnya disuruh yang aneh-aneh seperti merubah model rambut, pake pernak pernik aneh. Malah kakak senior bikin games untuk kami. Gamesnya sama seperti yang Iyah lakukan sewaktu SMP. Tapi bedanya kami yang junior disuruh menebak nama kakak-kakak senior, tingkat berapa (kelas) dan meminta tanda tangan. Iya, seru banget. Untungnya tahunku dulu kakak seniornya baik-baik XD
BalasHapusSementara mosnya sedikit berbeda. Kami di mos di lanal. Di mos langsung sama TNI AL. Jadi ada dua kegiatan sebenarnya, Pra-mos (yang dilakukan oleh kakak senior) dan mos yang dilakukan oleh TNI AL.
Mampir lagi ya ke blogku, hehehe :D
MOS penting ni bagi senior memberikan ilmu positifnya dilapangan, hehe. Sorry, beda
BalasHapusPosting Komentar
Your word can change the world! you can be left a comment on my post :)